OPEN AGEN

//

Kubah Masjid GRC

post

“Kami Tidak Sedang Berjualan GRC. Kami Sedang Membantu Orang-Orang Mewujudkan Rumah Tuhan.”

Beberapa tahun lalu, aku berdiri mematung di depan masjid kecil di kampungku. Plesterannya sudah retak, langit-langitnya berlubang, dan tulisan “الله” di mihrab-nya nyaris terkelupas. Tapi entah kenapa, hatiku tetap terasa damai. Masjid itu tidak sempurna, tapi punya ruh. Dan waktu itu, aku berpikir, bagaimana kalau ada cara untuk membangun masjid-masjid yang tidak hanya kuat dan indah, tapi juga bisa tetap menjaga ruh itu?

Perjalanan dimulai dari situ.

Awalnya aku hanya bantu satu-dua proyek. Bantu rekomendasi tukang, carikan kaligrafer, dan perkenalkan bahan GRC yang lebih ringan dan tahan lama. Tapi ternyata, masjid bukan sekadar bangunan. Ia adalah tempat orang-orang kembali. Dan semakin aku menekuni ini, semakin aku sadar: setiap masjid yang jadi, ada banyak doa yang ikut tumbuh bersama.

Hari ini, sudah puluhan masjid berdiri melalui kerja sama yang kami jalani:
di Pekalongan, Pemalang, Tegal, Semarang, Wonosobo, dan kota-kota lain yang bahkan kadang aku lupa namanya, tapi ingat kubahnya. Ada yang kecil tapi rapi. Ada yang megah sampai dijadikan ikon kota. Tapi semuanya punya satu benang merah: dibangun dengan niat, cinta, dan kolaborasi.

Aku bukan arsitek. Bukan juga ustaz. Tapi aku percaya, membangun masjid itu tugas kita semua—dari sisi mana pun kita bisa ambil bagian.

Makanya, sekarang aku ingin membuka kesempatan buat siapa saja yang ingin ikut andil. Kamu bisa jadi agen pembangunan masjid di kotamu. Bukan sekadar menawarkan jasa, tapi jadi bagian dari perjalanan spiritual masyarakat. Kamu tinggal bantu menghubungkan kami dengan DKM atau tokoh masyarakat yang sedang berencana membangun atau merenovasi masjid.

Semua materi promosi akan kami bantu:
Portofolio proyek
Dokumentasi visual
Sampel GRC dan desain kaligrafi
Pendampingan langsung via tim kami

Kamu bisa tetap kerja seperti biasa. Tapi lewat jalur ini, kamu juga bisa bantu wujudkan masjid yang layak, indah, dan kuat di kampungmu. Sekaligus jadi ladang rezeki dan amal jariyah yang terus mengalir.

Karena masjid itu bukan sekadar kubah dan menara.
Ia tempat ayahmu dulu menangis saat kamu sakit.
Tempat nenekmu mengaji di usia renta.
Tempat anak-anakmu nanti belajar ruku dan sujud pertama kalinya.

Dan mungkin, lewat tanganmu—satu masjid lagi bisa terwujud.

Kalau kamu tertarik jadi bagian dari perjalanan ini, kirimkan saja pesan. Kita mulai dari secangkir kopi, selebihnya biar Tuhan yang gerakkan.

Tinggalkan komentar